Saat aksi protes warga terjadi pagi tadi, ia bermaksud menolong kakeknya, M Suhaemi, yang diduga menjadi korban pemukulan oleh oknum anggota TNI. Gisni bergegas menolongnya sebelum makin parah.
Peristiwa lainnya
"Saya bantuin kakek saya ditendang dadanya TNI, saya bangunin dia," ujar dia di lokasi, Rabu 9 Mei 2018.
Menurut Gisni, saat itu memang tengah riuh. Aksi bakar-bakar ban yang dilakukan warga ternyata tak bisa menghalangi proses eksekusi. Ia berhasil menolong sang kakek dan dievakuasi ke lokasi lain.
Tapi, tak lama berselang tiba-tiba saja Ia menjadi sasaran tindak kekerasan oknum aparat. Gisni mengaku mengalami kekerasan lebih parah dari yang dialami kakeknya. "Pas kakek saya sudah bangun, saya dihajar sepatu, pentungan, tangan," ujarnya.
Bahkan, aksi kekerasan yang diterimanya berlanjut. Ia sempat dibawa oleh oknum aparat ke selokan dan mendapatkan tindak kekerasan lagi. "Di situ dibawa ke got malah dihajar lagi," ucapnya.
Wajah Gisni babak belur. Dia mengalami luka memar di bagian kaki kiri, tiga jahitan di bagian pelipis mata sebelah kiri, dan empat jahitan di bagian kepala bagian kiri. Gisni sempat dilarikan ke Puskesmas Kebayoran Lama.
"Setelah dihajar di got, dibawa ke puskesmas oleh kakek," kata dia lagi.
Terpisah, Asisten Logistik Kodam Jaya, Kolonel Czi Tri Hascaryo membantah adanya aksi pemukulan saat eksekusi pengosongan rumah dinas Kodam Jaya Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu 9 Mei 2018 pagi.
Menurutnya, memang sempat terjadi gesekan antara warga dan aparat TNI di lokasi. Tapi tidak ada aksi pemukulan yang dilakukan anggotanya.
"Ah enggak ada itu. Ada pelemparan batu aja dari masyarakat. Namanya juga mereka lagi emosi," kata Kolonel Tri di lokasi.
Peristiwa lainnya
"Kita melakukan penertiban tadi sempat terjadi reaksi dari warga, saya rasa itu wajar. Namanya yang rumah mereka terusik kan pasti ada perlawanan, namun setelah kita negosiasi kita dorong alhamdulillah semua warga kembali ke rumahnya masing-masing," katanya lagi.
Sumber:VIVA.CO.ID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar